IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER SANTRI DIPESANTREN KEBON KELAPA AL MA’RIFAH GEMPOL KABUPATEN CIREBON

Abstract

Dengan pengaruh modernisasi banyak generasi penerus bangsa yang keluar jalur karena tidak bisa menghadapi persoalan kehidupan yang melanda. Tidak memandang seorang santri atau tidak, tanpa dikembangkan karakter yang baik pasti akan berdampak negatif dimasa depan. Disinilah peran pemimpin sangat diperlukan dalam mengembangkan karakter kususnya dipesantren. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui Peran kepemimpinan Kyai dalam mengembangkan karakter santri di Pondok Pesantren Kebon Kelapa Al Ma’rifah Gempol. (2)Mengetahui gaya kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Kebon Kelapa Al Ma’rifah Gempol. (3) Mengetahui tentang Implikas kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Kebon Kelapa Al Ma’rifah Gempol. Metode penelitian ini menggunakan pendeketaan deskriptif kualitatif, jenis penelitian ini yaitu studi kasus. Lokasi penelitian ini di pondok pesantren Kebon Kelapa Al Ma’rifah Gempol kabupaten Cirebon. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan model pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) Peranan kepemimpinan dalam rangka pembentukan karakter santri yaitu sebagai pengasuh, orang tua , pemimpin dan penggerak (motivator),dan teladan.(2) Gaya kepemimpinan yang diterapkan di Pondok pesantren. KH. Syamsul Ma’arif, M.Pd.I adalah Gaya kepeimpinan kharismatik dan demokratis.(3) Implikas kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Kebon Kelapa Al Ma’rifah Gempol, dimana kepemimpinannya tidak hanya dalam segi perilaku, namun memberikan contoh menjadi pemimpin yang bertanggungjawab sehingga terbentuklah karakter santri yang mandiri, bertanggungjawab dan gotong royong dan dalam pengambilan keputusan, Pondok pesantren Beliau mengambil sistem musyawarah mufakat. Hubungan sosial antara KH. Syamsul Ma’arif, M.Pd.I sebagai pemimpin dengan dewan Asatidz anak buahnya seperti teman, mudah membaur dan tidak ada jarak pembatas antara keduanya. Sedangkan hubungan antara Beliau dengan santrinya diibaratkan seperti hubungan antara orang tua dengan anaknya.