RELEVANSI METODE BERMAIN PERAN MIKRO PADA UPAYA PENINGKATAN KOMUNIKASI ANAK (STUDI KASUS) PADA KELOMPOK A DI RA TARBIYATUL MUBTADI'IN KECAMATAN CILEDUG KABUPATEN CIREBON

Abstract

ABSTRAK LILIS SURYATI (2018). Relevansi Metode Bermain Peran Mikro Pada Upaya Peningkatan Komunikasi Anak (Studi Kasus) Pada Kelompok A Di RA Tarbiyatul Mubtadi’in Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon. Latar belakang penelitian ini berdasarkan pada permasalahan rendahnya kemampuan berkomunikasi anak dalam aspek perkembangan berbahasa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih didominasi oleh guru yang hanya menyampaikan materi melalui metode ceramah tanpa menggunakan metode dan media yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga anak kurang termotivasi dan tidak berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak, peneliti menggunakan metode bermain peran mikro yaitu salah satu metode mengajar yang dalam pelaksanaannya anak mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi yang mengandung suatu problem. Oleh karena itu, metode bermain peran mikro dapat dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelompok A (usia 4-5 tahun) di RA Tarbiyatul Mubtadi'in Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon dengan subjek penelitian sebanyak 20 siswa. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus pembelajaran mulai dari data awal, data siklus I dan data siklus II. Berdasarkan hasil belajar data awal (pra siklus) siswa yang Belum Berkembang (BB) terdapat 5 atau 25% anak menurun pada siklus I menjadi 2 atau 10% anak dan menjadi tidak ada siswa yang belum berkembang pada siklus II. Pada data awal siswa Mulai Berkembang (MB) terdapat 11 atau 55% anak, menurun pada siklus I menjadi 10 atau 50% anak dan semakin berkurang lagi pada siklus II menjadi 3 atau 15%, kemudian pada data awal siswa Berkembang Sesuai Harapan (BSH) terdapat 4 atau 20% anak dan meningkat pada siklus I menjadi 6 atau 30% anak dan meningkat pada siklus II menjadi 6 atau 30%, sedangkan siswa yang Berkembang Sangat Baik (BSB) pada data awal tidak ada atau 0% anak, meningkat pada siklus I menjadi 2 atau 10% anak dan semakin bertambah lagi pada siklus II menjadi 11 atau 55% anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penelitian tindakan kelas yang dilakukan membuktikan bahwa metode bermain peran mikro dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi di Kelompok A (usia 4-5tahun) di RA Tarbiyatul Mubtadi'in Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.